Pengertian Liberalisme dan Sejarah Liberalisme - Pengertian Liberalisme adalah
faham yang menghendaki adanya kebebasan kemerdekaan individu di segala
bidang, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun agama. Liberalisme
adalah suatu ideologi dan pandangan falsafat serta tradisi politik yang
mendasar pada kebebasan dan kesamaan hak. Pada umumnya liberalisme
mencita-citakan suatu masyarakat untuk bebas dengan kebebasan berfikir
bagi setiap individu dengan menolak adanya pembatasan bagi pemerintah
dan agama, hal tersebut merupakan paham dari liberalisme. Paham
liberalisme adalah berasal dari kata spanyol yaitu liberales, liberales
merupakan nama suatu partai politik yang berkembang mulai pada abad
ke-20, dimana pada waktu itu memiliki suatu tujuan demi memperjuangkan
pemerintah yang berdasarkan konstitusi. Menurut faham itu titik pusat
dalam hidup ini adalah individu. Karena ada individu, maka masyarakat
dapat tersusun, dan karena ada individu pula negara dapat terbentuk.
Oleh karena itu masyarakat atau negara harus selalu menghormati dan
melindungi kebebasan kemerdekaan individu. Tiap-tiap Individu harus
memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi dan
agama
Kebebasan- Kebebasan Dalam Paham Liberalisme
a. Dalam Bidang Politik
Terbentuknya suatu negara merupakan kehendak dari individu-individu.
Maka yang berhak mengatur menentukan segala-galanya adalah
individu-individu itu. Dengan kata lain kekuasaan tertinggi (kedaulatan)
dalam suatu negara berada di tangan rakyat (demokrasi). Agar supaya
kebebasan atau kemerdekaan individu tetap di hormati dan dijamin, maka
harus disusun dibentuk Undang-Undang, Hukum, Parlemen dan lain-lain.
Demokrasi yang dikehendaki oleh golongan liberal tadi kemudian dikenal
sebagai Demokrasi Liberal. Dalam alam demokrasi liberal itu
golongan yang kuat akan selalu memperoleh kemenangan, sedang golongan
yang lemah akan selalu kalah. Meskipun demikian demokrasi itu hingga
sekarang dapat berjalan dengan baik di negara-negara Eropa Barat dan
Amerika Serikat.
b. Dalam Bidang Politik
Liberalisme menghendaki adanya sistim ekonomi besar. Tiap-tiap individu,
tiap orang, harus memiliki kebebasan kemerdekaan dalam berusaha,
memilih mata pencaharian yang disukai, mengumpulkan harta benda dan
lain-lain. Pemerintah jangan mencampuri masalah perekonomian, karena
masalah itu adalah masalahnya individu. Semboyan Kaum Liberal yang terkenal berbunyi adalah "Laisser faire, laisser passer, ie monde va de lui meme" Artinya Produksi
bebas, perdagangan bebas, dunia akan berjalan sendiri. Dalam alam
ekonomi liberal akan terjadi persaingan hebat antara individu satu
dengan individu lainnya. Pengusaha-pengusaha dengan modal besar akan
mudah menelan pengusaha-pengusaha kecil. Akibatnya timbullah
perusahaan-perusahaan raksasa yang dapat menguasai perekonomian negara
dan politik negara. Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin makin
lama makin bertambah lebar dan dalam.
c. Dalam Bidang Agama
Liberalisme menganggap masalah agama sebagai masalah indiviu, masalah
pribadi. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan
beragama. Oleh sebab itu Liberalisme menolak campur tangan negara
(Pemerintah) dalam bidang agama. Kebebasan kemerdekaan beragama menurut
pendapat liberalisme dapat diartikan :
- Bebas merdeka memilih agama yang disukai
- Bebas merdeka menjalankan ibadah menurut agama yang dianutnya.
- Bebas merdeka untuk tidak memilih menganut masalah satu agama.
Sejarah Liberalisme - Liberalisme pertama kali disuara gelorakan
oleh golongan borjuis perancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes
terhadap kepincangan keganjilan yang telah lama berakar kuat di
Perancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau, di Perancis
terdapat pemisahan pembedaan yang tajam sekali antara golongan berhak
istimewa dan golongan tanpa hak. Golongan pertama memiliki
segala-galanya. Seakan-akan golongan inilah yang memiliki negara
Perancis. Mereka terdiri dari kaum bangsawan dan kaum alim atau ulama
(padri). Golongan kedua hanya memiliki kewajiban, tidak mempunyai
hak apa-apa. Mereka itu adalah rakyat Perancis, baik golongan borjius
yang kaya raya maupun golongan rakyat biasa. Ibarat budak belian, rakyat
harus selalu tunduk dan taat kepada tuannya, yaitu kaum bangsawan dan
kaum padri.
Golongan Borjius yang diperlakukan sewenang-wenang tadi lalu
berjuang untuk memperoleh kebebasan kemerdekaan sebagai kaum penguasa
mereka menuntut memperjuangkan kebebasan atau kemerdekaan berusaha. Jadi
kebebasan kemerdekaan dalam bidang ekonomi. Karena sejak adanya
Colbertisme (abad ke-17), pemerintah Perancis terlalu banyak mencampuri
masalah kebebasan ekonomi perdagangan, sehingga sangat mengekang
kebebasan kemerdekaan berusaha. Lambat laun tuntutan perjuangan golongan
borjius tadi tidak terbatas pada kebebasan kemerdekaan dalam bidang
ekonomi saja, melainkan juga dalam bidang politik dan agama. Reaksi
protes golongan borjius terhadap kepincangan atau keganjilan tata
masyarakat dan tata pemerintahan Perancis banyak dipengaruhi oleh karya
tulisan Philosophes, misalnya Voltare, Rousseau, dan Montesquie.
Gerakan untuk mewujudkan Liberalisme membutuhkan waktu yang panjang dan lama. Di Perancis Liberalisme baru benar-benar dapat dilaksanakan pada tahun 1870, yaitu setelah Perancis menjadi Negara Republik yang ketiga. Dari Perancis gerakan liberalisme tadi menyebar ke negara-negara lain di daratan Eropa. Tatkala Eropa dilanda api Perang Koalisi (1792-1815) Napoleon Bonaparte beserta pasukannya menjelajahi hampir seluruh pelosok daratan Eropa. Walaupun di negerinya sendiri Napoleon memerintah sebagai seorang diktator, namun di daerah-daerah yang diduduki atau dikuasai ia selalu menganjur-anjurkan Pemerintahan yang berdasarkan Liberalisme. Setelah perang koalisi berakhir dan Napoleon jatuh, gerakan Liberalisme sudah tersebar luas di luar wilayah Perancis. Perkembangan Gerakan liberalisme di Perancis selalu di ikuti oleh negara-negara lain. Ketika di Perancis meletus Revolusi bulan Juli tahun 1830 dan revolusi bulan Februari tahun 1848, api revolusi itu dengan cepat menjalar ke negara-negara di sekitar Perancis (Belgia, Italia, Austria, dan Jerman).
- Voltare : Voltare (1694-1778), sebagai seorang penganut Rasionalisme banyak sekali mengemukakan kritikan atau kecaman terhadap kepincangan dan keganjilan yang terdapat di perancis.
- Jean Jacques Rousseau : Rousseau (1721-1778) yang menulis Du Contract Social, membentangkan pendapatnya mengenai tata negara. Menurut dia kedaulatan dalam suatu negara harus berada ditangan rakyat.
- Montesquie : Montesquie (1689-1755) menulis L'esprit des lois artinya jiwa undang-undang atau jiwa hukum. Dalam buku itu terdapat teorinya tentang Trias Politica. Ketiga kekuasaan yang dimaksud ialah : Legeslatif, Eksekutif dan Judikatif harus dipisah-pisahkan agar tidak terjadi sewenang-wenangan.
Gerakan untuk mewujudkan Liberalisme membutuhkan waktu yang panjang dan lama. Di Perancis Liberalisme baru benar-benar dapat dilaksanakan pada tahun 1870, yaitu setelah Perancis menjadi Negara Republik yang ketiga. Dari Perancis gerakan liberalisme tadi menyebar ke negara-negara lain di daratan Eropa. Tatkala Eropa dilanda api Perang Koalisi (1792-1815) Napoleon Bonaparte beserta pasukannya menjelajahi hampir seluruh pelosok daratan Eropa. Walaupun di negerinya sendiri Napoleon memerintah sebagai seorang diktator, namun di daerah-daerah yang diduduki atau dikuasai ia selalu menganjur-anjurkan Pemerintahan yang berdasarkan Liberalisme. Setelah perang koalisi berakhir dan Napoleon jatuh, gerakan Liberalisme sudah tersebar luas di luar wilayah Perancis. Perkembangan Gerakan liberalisme di Perancis selalu di ikuti oleh negara-negara lain. Ketika di Perancis meletus Revolusi bulan Juli tahun 1830 dan revolusi bulan Februari tahun 1848, api revolusi itu dengan cepat menjalar ke negara-negara di sekitar Perancis (Belgia, Italia, Austria, dan Jerman).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar